Skip to main content

What a Day..


Hari ini, hari Selasa tanggal 7 April tahun 2009.

Rencana hari ini adalah :
1. Ke Papyrus, cetak foto.
2. Kumpul bersama Band (sedang dalam proyek).
3. Nonton 4Peniti minus 1 sama dengan 3Peniti.

Oke. 3 poin diatas merupakan kegiatan inti saya hari ini. Selain makan, dan tidur lagi setelah bangun tentunya.. :)

Setelah melakukan kegiatan edit-mengedit foto, saya pun segera bersiap-siap untuk mandi, karena jam sudah menunjukkan pukul 12.30 PM. Setelah beres-beres, akhirnya sekitar pukul 13.30 pun saya berangkat bersama si Abang dan si Motor. Langit sudah menunjukkan keangkuhannya, dia mulai menggelapi sebagian kota Bandung. Termasuk di daerah saya. WAW!
Apa yang harus saya lakukan? Si abang sudah mewanti-wanti kalau hujan akan turun. Dan, ya, setelah kami akan berangkat, hujan pun mulai meneteskan airnya.

Namun, entah mengapa saya tetap optimis. Saya merasa hujan pasti masih akan berpihak pada saya. Karena memang biasanya, saat saya diantar dengan motor, hujan cuma turun setetes demi setetes. Seolah-olah dia mengerti bahwa saya butuh sampai di tempat tujuan saya tanpa basah kuyub. Sayangnya, hujan sedang tidak berpihak pada saya.

Saat kami melewati sebuah jalan yang bernama Kliningan, tetesan hujan yang turun semakin banyak, semakin lebat, namun masih bisa ditolerir. Abang saya pun mengingatkan kembali, apakah perjalanan kita teruskan, atau saya memutuskan untuk turun dari motor dan menaiki angkot. Mengingat susahnya akses angkot menuju Papyrus (ada sih, tp harus jalan lagi, ga sampe depan papyrus), akhirnya saya memutuskan untuk tetap naik motor. Beberapa meter kemudian pun hujan semakiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnn lebat lagi. Dan abang saya pun segera menyingkir untuk memakai jas hujan yang lagi-lagi, SAYANGNYA, hanya ada 1. Yang berarti saya tidak bisa memakai jas hujan. Hanya jaket biru saya yang melindungi tubuh ini dari tetesan air hujan yang tak dapat berkompromi itu.

Setelah kami sampai di JL. Pelajar Pejuang 45, hujan benar-benar tidak dapat ditolerir. Deras sekali! Namun, entah mengapa, saya juga heran, saya tetap keukeuh ingin naik motor, menerjang hujan. Abang saya pun akhirnya mengalah, karena toh dia tidak rugi karena dia memakai jas hujan. Yang rugi ya saya.

Hanya berselang beberapa detik saja, celana, jaket, dan kerudung saya pun basah kuyub. Untungnya saat itu lampu sedang merah, sehingga saya diberi kesempatan untuk berpikir, apa yang harusnya saya lakukan? Saya basah kuyub. Saya mau ke papyrus kemudian ke kampus, kemudian nonton 3 peniti. Dengan keadaan seperti ini? Oh, saya rasa tidak. Akan sangat tidak nyaman sekali apabila saya tetap memakai pakaian basah ini. Akhirnya, saya pun mengalah pada ego saya. Ya, saya harus pulang. Untuk mengganti pakaian, dan berangkat lagi dengan angkot. Kemudian, saya pun memberitahu rencana tersebut pada abang saya. Untungnya, dia pun setuju, sehingga kami pun kembali ke rumah.

Disitulah awal cerita mengenai kesialan saya hari ini.

Poin pertama dari kegiatan inti saya hari ini pun tercoret. TIDAK TERCAPAI.

Poin kedua lumayan tercapai, hanya saja tidak semua calon personil band yang datang.

Belum puas si sial mendatangi saya, dia pun kembali lagi dengan membawa kesialan yang lainnya. Teman-teman saya, yang beberapa hari yang lalu berjanji akan menonton 3 peniti bersama saya membatalkan janji tersebut. Yang satu mau ngerjain tugas, yang satu cape, yang satu mau karaoke, yang satu mau tanding, dan lain-lain.

Poin ketiga pun terancam gagal.

OH, NO! Saya pun langsung panik. Tidak mungkin saya membatalkan untuk menonton 3 peniti hanya karena mereka tidak jadi menonton. Karena ini adalah rencana kegiatan inti saya hari ini. Dan saya sudah basah-basahan, ga jadi ke papyrus, telat datang ke briefing band, masa sesudah itu saya langsung pulang lagi? Wah, tidak deh. Terimakasih. Namun, saya terus gelisah, saya pun segera meneror teman-teman saya yang memungkinkan untuk diajak menonton 3 peniti. Namun, tak satupun dari mereka yang memberikan saya respon positif. Semuanya negatif. Saya pun semakin panik.
Saya memang tidak ingin membatalkan rencana tersebut. Namun rasanya tidak lucu juga kalau saya pergi menonton sendirian, dimana tempat acara tersebut berlangsung juga sama sekali bukan daerah yang saya kenal dekat. Teman-teman saya disana pun sepertinya hanya segelintir orang. Itu pun mereka juga pasti sudah tidak ada ditempat.

Akhirnya, saya mengambil keputusan nekat. Dan kebetulan yang sangat menyenangkan, sahabat saya sewaktu SD kebetulan juga bermain dalam acara tersebut.

Waktu menunjukkan pukul 17:00, saya pun segera meninggalkan kampus, menuju UNISBA (tempat 3 peniti main). Pukul 17:30 akhirnya saya sampai di Unisba. Setelah melalui proses tanya menanya, bayar karcis, pemeriksaan tas, saya pun segera masuk ke aula Unisba tersebut. Kebetulan sekali, yang sedang bermain di panggung adalah band teman saya, Jack and Sally. Kemudian saya pun segera duduk didekat tempat saya masuk tersebut. Saya masih tidak berani untuk ketengah, karena saya masih merasa sangat asing untuk berada disana. Lalu setelah Jack and Sally selesai manggung, saya pun kemudian menghampiri Ipey, teman saya tersebut. Setelah itu, acara memang sedang break. Kami pun menunggu di backstage.

Bisa dibilang, ini merupakan keberuntungan saya di hari yang lumayan sial ini. Saya bisa masuk backstage, haha, jarang-jarang lho bisa masuk backstage di acara orang. Dan yang pasti, bisa ketemu juga sama 3 peniti sebelum mereka manggung. Haha. Dan, ya, saat 3 peniti datang, awalnya terlihat mas Ammy dan mba Utet. Kemudian disusul oleh mas Zaki dan mas Rudy. Awalnya mereka belum menyadari kehadiran saya, ahhaa, karena memang tempat kami duduk tidak begitu dekat sih. Tapi akhirnya, mas Ammy ngeliat saya, kemudian dia langsung menyapa saya. Sungguh ramah sekali ya dia itu. Padahal mungkin, tahu nama saya pun tidak. :)

Setelah itu, akhirnya mereka pun manggung. Tidak begitu lama memang, hanya membawakan sekitar 3 lagu. Hanya sebentar. Namun, penampilan mereka tetap memukau. Penghayatan mereka dalam bermain itu yang membuat saya ingin terus menyaksikan mereka bermain di panggung. Keren sekali!

Walaupun mereka hanya bermain bertiga, karena Ari, sang drummer sedang keluar negeri, namun permainan mereka tetap maksimal. Saya salut sekali. Sesuatu yang memang dikerjakan dengan sepenuh hati, keluarnya akan sangat memukau sekali. Itu yang saya lihat dari band ini.

Ya, kali ini saya akan menjadi penguntit 4Peniti. Haha! Biasanya tahun-tahun lalu, saya habiskan waktu dengan menguntit Club Eighties, namun sekarang 4Peniti. Hanya saja, 1 yang berbeda yang memang harus saya akui, kali ini saya benar-benar menikmati musiknya, berbeda dengan Club Eighties yang saya akui yaaaa, awalnya saya lebih menyukai orang-orangnya. Musiknya bisa saya sesuaikan dengan telinga saya (iya lah, tiap hari didengerin gtu).

Walaupun harus sendiri, tampaknya saya akan tetap menjadi penguntit 4Peniti. Hehe.

Inti ceritanya adalah :
Akhirnya saya yang memang pada dasarnya tidak dapat sendirian, menghilangkan semua kebiasaan tersebut. Saya ternyata bisa ko sendirian. Tidak musti tergantung dengan teman-teman yang lain. Yaaaa, i'll be an independent woman ahhh.. :)

Nana

Comments

Popular posts from this blog

Kamar Baru Ku

Hore! akhirnya kamar saya kembali tersusun sebagai mana mestinya. Ada sedikit perubahan (lagi) di kamar ini. Perubahan letak kasur, meja belajar, meja tv. Haha. Hmmm, jadi kira-kira ini kali ketiga saya merubah letak-letak semua barang. Semoga kerapian kamar ini berlangsung lama. Yeah!

Lucciano Pizzichini

Seorang teman saya memasukkan sebuah link yang berisi vidio seorang anak kecil yang jago bermain gitar di umur 8 tahun. Kemudian saat menunggu vidio tersebut bisa diputar tanpa terhambat sedikitpun, saya pun melihat-lihat vidio lainnya. Kemudian saya pun meng-klik sebuah vidio dengan anak sangat lucu didalamnya . Namanya Lucciano Pizzichini , saat itu dia berumur tujuh tahun dan kalian lihat saja lah vidionya. Ahh, sangat menggemaskan sekali anak ini. Yang membuat saya tertarik adalah anak ini bisa sangat ceria di bawah panggung, dan bisa sangat tenang di atas panggung. Saya yakin dia akan menjadi musisi besar suatu hari nanti, dan saya ingin bertemu dengan dia. haha. Dan lihat! Nuansa anak-anaknya sangat tergambar pada dua gitarnya yang ditempeli sticker spongebob!

......

Mendadak tidak mau mempercayai orang lain. Bagaimana bisa percaya? Bahkan mereka tidak menghargai apa yang telah saya buat? Hanya bisa mencaci maki saja..