Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Tak Berujung

Pada akhirnya semua orang dihadapkan pada berbagai pilihan, mengenai bagaimana mereka akan menghabiskan sisa waktu mereka di dunia. Tentu dengan pilihan yang masing-masing memiliki konsekuensi. Tak jarang pilihan-pilihan tersebut begitu sulit. Berbagai pertimbangan yang telah dikeluarkan tidak pernah cukup, karena tahu dalam setiap pilihan tersebut tidak ada yang menawarkan 100% kebahagiaan.  Semua pilihan tampaknya baik, semua tampak memiliki kekuatannya masing-masing. Sayang, hanya satu yang bisa dipilih.  Keputusan yang tiada berujung, ingin aku tinggalkan A demi B. Atau aku pertahankan A dan melepaskan B. Tapi apakah A akan menjamin kelayakan hidupku seperti B? Atau akankah aku menyesal meninggalkan A karena aku sangat yakin B memberikan kelayakan yang aku dambakan? Tidak ada ujungnya, tidak ada habisnya. Keraguanku.  Entah sampai kapan. 

Selalu Bertanya

Kalau memang cinta bisa membuat sengsara Mengapa masih ada yang memberikannya sepenuh jiwa? Kalau cinta bahkan tak bisa membuatmu mendengar tangisan Mengapa tak kau lepaskan dia dari genggaman?

Guarantee

We were sitting under the lemon tree Talking about what the future will be You said you always want to be free Because "life can't give us guarantee" The sun went down When suddenly you asked me "Will you always wait for me" I smiled and held your hand "You can count on me" The stars were shining bright And i kept you close that night Even if i were no longer your knight I still wanted to hold you tight And then suddenly you're gone Left me alone on a lonesome space That was the time When i always wait for the nights Just to see you again in my dreams

Menari

Gadis kecil menari Menyambut sang mentari Di tengah bunga-bunga yang bersemi Wajah manisnya tampak berseri Diajaknya burung-burung bernyanyi Untuk hilangkan rasa sepi Sesekali ia terhenti Menatap indahnya bunga matahari Tralala trilili Begitu ia bernyanyi Tralala trilili senangnya rasa hati Tubuh mungilnya bergerak ke kanan dan kiri Menuju jalan yang mendaki Kaki kecilnya melangkah dengan pasti Menemui seseorang yang dinanti Tralala trilili Begitu ia bernyanyi Gadis kecil menari Di tengah indahnya pagi

Shadow

The shadow took the light When i see you walking on that path The tears you've cried all night Make me want to have some fights Stop asking how much i love you It's a mystery for me though Just carry it slow Baby we can get through Wipe your tears and hold my hand It just has to begin again There's no time to pretend Like we can stop the rain Just walk with me And forget the sorrow Because for me baby You are the arrow

Tak Perlu Merasa Paling Benar

Tak perlu merasa paling benar Menghakimi seseorang dengan pandanganmu Atas kesalahan yang pernah ia perbuat Tidak pernah ada yang tahu apa yang ada di dalam pikirannya Bahkan kau pun tak tahu seberapa dalam penyesalannya Beberapa diantara mereka bertahan atas hujatan itu Sebagian lagi terkungkung dalam pikirannya Hanyut akan rasa bersalah yang teramat dalam Hingga nyaris kehilangan akal sehat Jika memang kau yang paling benar Pernahkah kau bertanya dalam-dalam ke dirimu sendiri "Bagaimana kalau kamu yang menjadi dia?" Masih merasa paling benar kah?

Yang Lalu

Ada rasa yang mungkin tak terlupakan Bukan, bukan berarti ada rasa yang tertinggal Namun luka Yang tak mungkin termaafkan Apabila memang ada kesempatan Lebih baik aku lari Menjauh dari pandangan Meninggalkan kisah yang telah mati Ada kalanya masa lalu Tak begitu saja berlalu Hinggap bagai benalu Seolah tak tahu malu

Ada Awal di Setiap Akhir

Terengah-engah aku mengatur nafasku. Kakiku terasa gemetar, dadaku sesak, keringatku berjatuhan. “Aku tidak sanggup lagi” begitu pikiranku berkata. Seketika tubuh ini semakin lemas, ingin rasanya aku menjatuhkan diri ke tanah yang basah ini, namun hati tiba-tiba menguatkan sang pikiran “Ini belum seberapa, kamu pasti bisa melewatinya. Jangan menyerah disini, jalanmu masih sangat panjang”. Aku naikkan pandanganku, kini aku tepat melihat kedepan, jalanan kosong yang terlihat sangat dingin membuatku semakin bergelisah. “Aku bisa melakukannya, ya mungkin aku bisa, tapi aku membutuhkan seorang teman untuk memberiku kekuatan. Tolonglah, tolonglah aku”. Ada butiran-butiran air hangat yang mengalir deras ke pipi. Aku putus asa, apa lagi yang harus aku lakukan? Seingatku sudah segala upaya kulakukan untuk mendapatkan kehangatan di bulan November ini, tapi apa yang kudapat? Semuanya dingin, bahkan terkesan beku. Seperti jari yang mati rasa, aku tidak bisa merasakan apa-apa. Bahuku bergetar sa

Semua Demi Mimpi

Hidup dalam selimut mimpi Ada yang datang juga ada yang pergi Tinggalkan semua yang dimiliki Demi sesuatu yang amat dinanti Kembali terputar sebuah memori Melalui lagu yang sudah terpatri Mengingatkan hati akan ruang yang sepi Harus diisi meskipun seorang diri Kota ini ramai, namun terasa sunyi Kendaraan berlalu-lalang, tak ada yang benar-benar berhenti Seorang lelaki masih sibuk bernyanyi Memetik gitar sambil mengajak anaknya menari Kuatkan asa karena kau tidak benar-benar sendiri Mereka terus mengamati meski tak selalu ada di sisi Apalah guna berpura-pura dapat saling mengisi Apabila mimpi tak jua dapat dimiliki

Kepompong

Seiring bertambahnya usia, ada satu hal yang saya pahami. Tidak semua orang akan mengerti mengenai keputusan yang kita ambil. Teman yang ketika masa transisi dari dewasa muda menuju dewasa, mungkin dulu terasa menyenangkan dan begitu nyambung ketika diajak untuk bercerita dan bertukar pikiran, namun belum tentu sekarang. Bisa saja menjadi sangat tidak nyaman untuk bercerita dengannya mengenai hal serius namun apabila berkaitan dengan hal-hal ringan akan tetap terasa menyenangkan. Tidak akan ada hubungan yang benar-benar sama, karena setiap manusia berkembang, tentu ke jalan yang sesuai dengan pilihannya. Dan tidak semua orang yang bersahabat selalu memilih jalan yang sama. Meskipun begitu, yang lebih terasa indah adalah dengan adanya perbedaan pilihan tersebut, mereka tetap dapat berjalan beriringan meskipun tidak berdampingan. Arti persahabatan pun menjadi semakin kompleks dan kuat di umur yang tidak muda lagi ini. Sahabat tidak berarti harus selalu bersama, menjalani kegiat

Percayakan Padaku

Percayakan Padaku by Sheila on 7 Saat mata terhalang oleh malam Tidur dan berkembanglah Saat sang pagi kembali menari Datanglah dengan hati Bila kau ragu pada impianmu Percayakan padaku Jalan hidup yang akan engkau tempuh Percayakan padaku Tumbuhlah jadi pendampingku Seiring malam yang menjemput senja Kekasih percaya padaku Kau nyata tercipta 'tuk di sampingku Kau tak'kan pernah tahu apa yang kau miliki Hingga nanti kau kehilangan Maka jangan pernah tinggalkan aku Kekasih... Oh kekasih.. Lagu untukmu oh kekasih... --- Jika boleh ada mimpi dalam kehidupan percintaan, mungkin saya akan menikahi pria yang menyanyikan lagu ini untuk saya, tentu saja yang tidak hanya membual tapi bersungguh-sungguh akan setiap kata dan janjinya. :)

Asa

Sudikah kau berhenti mencari? Berdiam diri, memusatkan perhatian pada yang berdikari. Kau yang dulu selalu dinanti, kini sirna dengan asa yang telah pergi.

Mengubur Mimpi dan Angan

Ketika pada akhirnya ada mimpi dan angan yang akan terkubur. Ego yang tak lagi perlu didengar. Harapan orang lain yang harus segera diwujudkan. Hati dan pikiran yang tak tahu kemana harus diarahkan. Ini bukan tentang hidupnya sendiri. Tentu saja ini juga tentang orang lain. Orang di sekeliling yang membutuhkan tenaga mudanya. Kalau bukan dia, tak tahu siapa lagi yang bisa. Berkorban ternyata memang bukan perihal yang mudah. Sesekali hati dan pikiran ini menjerit. Meminta pertolongan agar ada yang bisa membimbingnya. Mencari pijakan kuat di mana dia dapat berdiri. Dan tak tergoyah kembali.

Hampir Sampai

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk dapat berada di titik ini. Segera, apabila lancar, saya akan mendapatkan gelar Master. Suatu hal yang benar-benar di luar rencana dan dugaan saya. Terutama ketika menghadapi kesulitan yang cukup traumatis di masa-masa penyelesaian pendidikan jenjang S1. Ada banyak hal yang membuat saya cukup trauma untuk melanjutkan jenjang pendidikan.  Manusia berencana, Tuhan yang berkehendak. Terkesan klise memang, namun memang seperti itulah yang terjadi. Lulus S1 dengan nilai sangat tanggung (IPK 2.98) lantas membuat saya tidak begitu percaya diri untuk melamar ke perusahaan-perusahaan yang dianggap bonafide (oleh kedua orang tua saya dan orang tua pada umumnya). Selain itu, memang kekurangan saya yang terlalu cepat bosan, semakin menguatkan hasrat untuk tidak bekerja nine-to-five. Pernah saya mencoba bekerja di kantor, meskipun tidak terlalu formal. Dua kali mencoba di tempat yang kebetulan pemiliknya adalah teman sendiri, tapi tidak pernah ada yang

Cerita Lama

Sewaktu kecil, menuliskan segala keluh kesah, kesedihan, serta kebahagiaan di dalam sebuah diary. Sampai pernah diary tersebut dibaca oleh mama, lalu anak gadis polos yang memang sudah demen ngeceng sedari kecil ini dimarahi. Mungkin ketika itu dianggap terlalu muda untuk suka-sukaan, haha. Ketika muncul internet, media curhat beralih ke blog. Awal punya blog yang rajin diupdate itu waktu jaman-jamannya Friendster. Sayang sekali, sekarang sudah terhapus blognya. Tapi sempat sih waktu agak dewasa, membaca blog itu kembali, rasanya geli. Tulisan yang benar-benar curhat secara gamblang, ya itu tentang kecengan lah, teman lah, dan sebagainya. Ya, mungkin akan sama saja ketika beberapa tahun lagi saya membaca tulisan-tulisan ini, pasti geli dan agak kaget kalau dulu pernah seaneh ini pikirannya, hihi. Setelah mulai merasa agak dewasa sedikit, dari Friendster beralih ke Blogspot, ya ini dia. Banyak curhatan-curhatan yang mengisi masa transisi saya. Dari seorang young adult (kalau di

Stop and Think

Tulisan patah hati pada 23 Januari 2012         ., Terkadang saya lupa tentang siapa saya?  Bagaimana saya harus menjadi? Atau apa yang saya inginkan? Wanita seperempat abad yang memiliki banyak mimpi, dan ada banyak alasan juga yang membuatnya ragu akan mimpi-mimpi tersebut. Ketika keyakinan sudah digenggamnya, muncul keraguan yang menghantam dada. Pertanyaan pun berceceran di kepalanya. Apakah ini benar? Apakah memang begini jalannya? Atau haruskah mengambil jalan lain? Pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya menepikan kapal ke pesisir pantai. Diam sejenak, dan berpikir. ., Pulau mulai tampak ketika ia mengendalikan kapalnya. Masih seperempat jalan, namun ia sudah bisa melihat sebuah daratan yang ia cari selama ini, pulau impian. Dia adalah seorang pemimpi ulung, karena itu pulau impian ini bukanlah satu-satu nya yang ia cari dan inginkan. Masih banyak pulau-pulau lain yang akan menjadi pelabuhan mimpinya. Ia menugaskan salah satu awak kapal untuk melihat kondisi pul

Rasa

Masih dalam penemuan tulisan patah hati di tahun 2013 lalu, ini sebenarnya sudah pernah di publish , judulnya Judi . Tapi, ternyata ada tambahan intro, pada file  Rasa yang disimpan tanggal 3 Maret 2013. ., Jangan katakan “aku mengerti perasaanmu” ketika mendengarkan kisah pilu dari kehidupan orang lain, karena faktanya, kamu belum tentu benar-benar bisa mengerti bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya. .,  Kita terjebak dalam suatu permainan Pertaruhan antara menang dan rugi Kabut menutupi separuh jalan peluang Hidup tak berarti namun tak siap mati Mereka berteriak Teruskan! Teruskan! Bisa saja mereka berkata begitu! Bahkan ikut berpartisipasi pun tidak Bicara saja pada angin! Aku tak peduli lagi Ya, setidaknya aku tak ingin peduli

Cahaya Yang Hilang

Membuka-buka folder lama, menemukan beberapa tulisan curhat patah hati. Ditulis pada 31 Mei 2013, jam 1:38 PM.  ., Aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang sebenarnya sedang terjadi padaku? Mengapa aku tidak bisa meredamkan api amarah ini? Tidak biasanya aku begini. Pelan aku tundukkan kepalaku, terdengar deritan dari meja tua yang sudah usang itu ketika mengubah posisi dudukku. Ternyata rambutku sudah sepanjang ini, aku menyibakkan rambut panjang hitam bergelombang itu ke bahu kananku, sesekali aku mainkan ujung-ujungnya. Rambut ini mungkin yang menjadi saksi atas perubahan yang terjadi dalam diriku, yang bahkan aku sendiri tidak mengerti. Pelan, mulai aku mainkan kaki yang menggantung di atas meja itu, deritan semakin terdengar, kali ini tiada henti, hampir memekakkan telingaku, tapi aku tidak peduli. ., Aku berjalan menyusuri bangunan tua itu, mencari-cari sebuah ruangan kosong yang mungkin menjadi tempat Keyla bersembunyi. Ada rasa khawatir yang terus bermain d

Keluar

Tidak cukupkah 2 tahun untukmu bergelut dengan pikiran itu? Terjebak di dalam sebuah ruangan sempit dan gelap tanpa ada seorang pun teman yang bisa kau percaya? Lihatlah keluar, hiruplah udara segar itu. Memang aku tidak bisa menjamin bahwa kau tidak akan terluka lagi, tapi setidaknya jadi kuatlah! Luka itupun lama-lama akan kering. Bekasnya bisa kau jadikan pelajaran, agar lebih berhati-hati ketika bermain di luar sana. Keluarlah! Banyak hal hebat yang menantimu!

5 Tahun Lagi?

"In five years time, I might not know you In five years time, we might not speak In five years time, we might not get along In five years time, you might just prove me wrong" 5 Years Time - Noah and The Whale Sekitar tahun 2010, terlintas sebuah pertanyaan random , "5 tahun lagi, kita masih bakal kumpul-kumpul gini ga ya?" Foto di atas, diambil di sebuah restoran cepat saji di kawasan simpang Dago. Di upload  ke facebook  tanggal 15 Agustus 2010. Sekarang? Tahun 2015. Sudah masuk tahun ke 5 sejak pertanyaan tersebut dilayangkan. Saat ini, I Gusti Ngurah Krisnu Maruti (pria gondrong di sebelah kiri) sudah kembali ke kampung halamannya, Bali. Menjadi seorang fotografer pada sebuah surat kabar lokal di pulau tersebut. Di sebelahnya, Astrid Reniza, sudah lulus S2 dan juga sedang berada di Bali. Dengan pekerjaan yang sangat disukainya, berhubungan dengan binatang tentunya. Kemudian yang paling kanan adalah Nasrul Akbar, pria tertua di foto ini. Mem