Skip to main content

Tak Berujung


Pada akhirnya semua orang dihadapkan pada berbagai pilihan, mengenai bagaimana mereka akan menghabiskan sisa waktu mereka di dunia. Tentu dengan pilihan yang masing-masing memiliki konsekuensi. Tak jarang pilihan-pilihan tersebut begitu sulit. Berbagai pertimbangan yang telah dikeluarkan tidak pernah cukup, karena tahu dalam setiap pilihan tersebut tidak ada yang menawarkan 100% kebahagiaan. 

Semua pilihan tampaknya baik, semua tampak memiliki kekuatannya masing-masing. Sayang, hanya satu yang bisa dipilih. 

Keputusan yang tiada berujung, ingin aku tinggalkan A demi B. Atau aku pertahankan A dan melepaskan B. Tapi apakah A akan menjamin kelayakan hidupku seperti B? Atau akankah aku menyesal meninggalkan A karena aku sangat yakin B memberikan kelayakan yang aku dambakan?

Tidak ada ujungnya, tidak ada habisnya.
Keraguanku. 
Entah sampai kapan. 

Comments

Popular posts from this blog

Kamar Baru Ku

Hore! akhirnya kamar saya kembali tersusun sebagai mana mestinya. Ada sedikit perubahan (lagi) di kamar ini. Perubahan letak kasur, meja belajar, meja tv. Haha. Hmmm, jadi kira-kira ini kali ketiga saya merubah letak-letak semua barang. Semoga kerapian kamar ini berlangsung lama. Yeah!

Lucciano Pizzichini

Seorang teman saya memasukkan sebuah link yang berisi vidio seorang anak kecil yang jago bermain gitar di umur 8 tahun. Kemudian saat menunggu vidio tersebut bisa diputar tanpa terhambat sedikitpun, saya pun melihat-lihat vidio lainnya. Kemudian saya pun meng-klik sebuah vidio dengan anak sangat lucu didalamnya . Namanya Lucciano Pizzichini , saat itu dia berumur tujuh tahun dan kalian lihat saja lah vidionya. Ahh, sangat menggemaskan sekali anak ini. Yang membuat saya tertarik adalah anak ini bisa sangat ceria di bawah panggung, dan bisa sangat tenang di atas panggung. Saya yakin dia akan menjadi musisi besar suatu hari nanti, dan saya ingin bertemu dengan dia. haha. Dan lihat! Nuansa anak-anaknya sangat tergambar pada dua gitarnya yang ditempeli sticker spongebob!

......

Mendadak tidak mau mempercayai orang lain. Bagaimana bisa percaya? Bahkan mereka tidak menghargai apa yang telah saya buat? Hanya bisa mencaci maki saja..