Ketika memori kembali dan terus menghantui, seolah tidak ada letihnya membuat si otak berpikir mengenai apa yang sudah lewat, apa yang sudah terjadi, dan apa yang tidak bisa kembali.
Seperti postingan certo (cerita foto) yang pernah saya buat beberapa bulan yang lalu, layaknya sebuah foto yang telah dicorat-coret, meskipun bisa terhapus, namun masih akan ada sisa yang tertinggal, sedikit atau banyak. Mencoba atau diharuskan untuk kembali berpikir mengenai apa yang telah terjadi, mengingat tapi tak menyesalinya, hanya berusaha memahami dan belajar dari apa yang pernah terjadi. Goresan mendalam akan tetap tersisa, meski hitam berusaha ditaburi oleh putih untuk menghilangkan nodanya.
Ketika itu dia pernah bertanya, "Bisakah semua ini hilang? Atau akan berbekas?". Lantang pertanyaan itu terjawab, semua ini akan berbekas, suatu saat mungkin akan terlupakan namun goresan yang telah ditinggalkan akan tetap membuahkan bekas. Bukan sengaja untuk mendendam juga tidak memaafkan, hanya membiarkan waktu yang membuat semuanya memudar.
Mereka berkata, "Itulah wanita, hidup di masa lalu".
Ini bukan terus-menerus mengingat untuk menyimpan terlalu banyak luka, hanya mencoba untuk mengerti dan mencerna mengenai apa yang telah terjadi dan berupaya untuk tidak membiarkannya terjadi kembali.
Comments