Ketika dua kepala di coba untuk dijadikan satu. Dua kepribadian dikompromikan menjadi seirama, pasti ada yang dikorbankan. Apa memangnya kompromi itu? Menekan kemauan besar sekecil-kecilnya agar pihak lain tidak terugikan? Mengesampingkan ego sejauh mungkin agar semua nya bisa "menang"? Mungkin secara kasat mata, seperti terjadi "win-win solution", meskipun secara tidak sadar tetap ada satu yang kalah dan satu yang menang.
Kompromi, hanya itu?
Dilakukan untuk menghasilkan sebuah solusi baik yang menguntungkan, benarkah seperti itu? Atau hanya penyangkalan dari sebuah hati yang berbohong? Tidak terbiasa memanipulasi perasaan mungkin akan membuat kompromi semakin sulit untuk dilakukan. Terus menerus berusaha menekan keinginan yang sangat jujur, sampai akhirnya air mata lah yang menjadi pemenangnya.
Kompromi, tidak ada kah cara lain?
Comments