Aku berada di dalam sebuah ruangan besar yang kosong, hanya ada sebuah kursi tua, sebuah lampu, beserta meja kayu kecil dengan sebuah radio-tape diatasnya.
Pelan kuhampiri radio-tape tersebut, kurogoh dasar tas ku, dan mengambil sebuah kaset yang sudah mulai usang. Ku pasang kaset itu, kemudian kurasakan debaran-debaran senang yang luar biasa hebatnya. Pelan aku mulai menari. Menari-nari kecil diatas lantai papan yang sudah tua dan berdebu. Kunikmati setiap alunan nada lembut yang keluar dari kaset usang ku. Mata terpejam, senyum mengembang, sambil membayangkan betapa indahnya hari-hari yang baru saja kulalui.
Kemudian dia datang membuka pintu ruangan itu, membuatku berhenti menari. "Hati-hati kalau menari, nanti kau bisa terpeleset" begitu ucapnya. Aku pun sempat terdiam sejenak, memikirkan makna dari setiap barisan katanya. Dia masih menatapku galak, kemudian aku membalasnya dengan senyuman, "Ini bentuk rasa syukur terhadap apa yang baru saja aku lalui". Masih dengan senyum mengembang dibibir, aku kembali menutup mata dan menari, sambil terus menikmati setiap alunan nada lembut yang keluar dari kaset usang pemberian orang yang telah membuatku sangat bersyukur.
Biarlah nanti aku terpeleset, saat ini aku hanya ingin menikmati tarian ini.
Comments