Skip to main content

Si Merah


Dia yang membuat suasana perut saya amburadul di pagi hari ini. Mules-mules tak karuan. Bahkan minyak kayu putih cap gunung kayu putih pun tak mempan meredakan kericuhan kontraksi dalam organ pencernaan saya ini. Semua gara-gara si merah, yang senang membakar membara. 

Saya harus kembali mengingat-ingat apa saja makanan yang saya makan kemarin.

1. Makan siang : Terong balado
2. Cemilan sore : Tahu geboi di sebuah pusat pergaulan anak Unpar dengan sambalnya yang super pedas.
3. Makan malam : Terong balado lagi

Waw, sungguh seharian kemarin, kegiatan makan saya ditemani oleh si merah. Dia sedang terbakar asmara sepertinya, sangat membara. Dan hari ini pun, menu makanan di rumah saya masih berhubungan dengan dia. Ohhh, tidaaakkkk, semoga saja racauan si merah hanya bertahan selama beberapa jam saja.


----
** Sumber Foto

Comments

Popular posts from this blog

Kamar Baru Ku

Hore! akhirnya kamar saya kembali tersusun sebagai mana mestinya. Ada sedikit perubahan (lagi) di kamar ini. Perubahan letak kasur, meja belajar, meja tv. Haha. Hmmm, jadi kira-kira ini kali ketiga saya merubah letak-letak semua barang. Semoga kerapian kamar ini berlangsung lama. Yeah!

Lucciano Pizzichini

Seorang teman saya memasukkan sebuah link yang berisi vidio seorang anak kecil yang jago bermain gitar di umur 8 tahun. Kemudian saat menunggu vidio tersebut bisa diputar tanpa terhambat sedikitpun, saya pun melihat-lihat vidio lainnya. Kemudian saya pun meng-klik sebuah vidio dengan anak sangat lucu didalamnya . Namanya Lucciano Pizzichini , saat itu dia berumur tujuh tahun dan kalian lihat saja lah vidionya. Ahh, sangat menggemaskan sekali anak ini. Yang membuat saya tertarik adalah anak ini bisa sangat ceria di bawah panggung, dan bisa sangat tenang di atas panggung. Saya yakin dia akan menjadi musisi besar suatu hari nanti, dan saya ingin bertemu dengan dia. haha. Dan lihat! Nuansa anak-anaknya sangat tergambar pada dua gitarnya yang ditempeli sticker spongebob!

......

Mendadak tidak mau mempercayai orang lain. Bagaimana bisa percaya? Bahkan mereka tidak menghargai apa yang telah saya buat? Hanya bisa mencaci maki saja..