Skip to main content

Perubahan

H Minus 41 menuju 21 Tahun

Hari ini hari Sabtu, 18 Oktober 2008.
Saya sedang menjemur pakaian ketika kemudian saya terpikirkan untuk menulis kisah-kisah perubahan yang saya alami menjelang saya ganjil berusia 21 Tahun.

41 hari lagi, dapat dikatakan merupakan fase perubahan saya menjadi seseorang yang lebih dewasa lagi. Ya, seharusnya begitu ya.
Karena harus saya akui, selama 20 tahun lebih ini, saya masih terperangkap dalam jiwa anak-anak. Banyak orang yang berkata demikian kepada saya, dan ya, oke, kali ini saya akui kata-kata kalian itu. Haha. Bahkan yang lebih mirisnya, saya dikatakan anak kecil oleh anak kecil. Diperlakukan layaknya seperti anak kecil oleh seorang anak kecil (anak kecil disini maksutnya seseorang yang umurnya lebih kecil dari saya).

Sampai akhirnya setahun belakangan ini, jiwa anak-anak saya ini dihadapkan dengan masalah-masalah rumit yang memang belum pernah saya temui sebelumnya.
Mulai dari masalah keluarga, pertemanan, dan masalah pemikiran-pemikiran yang bertolak belakang dengan perasaan. Semuanya sangat menguras tenaga saya setahun belakangan ini.
Namun, ternyata tenaga tersebut tidak keluar dengan sia-sia.
Banyak sekali hikmah yang bisa saya petik yang bisa saya jadikan pelajaran untuk menjadikan diri saya lebih baik lagi.
Agar saya tidak lagi berpikir dengan jiwa anak-anak yang penuh dengan emosi. Tapi saya dihadapkan untuk berpikir dengan jiwa orang dewasa yang penuh dengan pertimbangan dalam mengambil keputusannya.

Saya juga mulai untuk mencoba menerima bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa tercapai. Dulu, saya termasuk orang yang terobsesi untuk mewujudkan segala keinginan saya. Tapi, dengan catatan, saya TIDAK pernah menghalalkan segala cara yaa. Tidak dengan cara-cara licik yang dilakukan peran-peran antagonis di tivi-tivi itu, tapi dengan cara seperti membujuk atau mempengaruhi orang-orang dengan halus. Haha.

Dulu saya selalu lebih mengedepankan perasaan saya. Namun sekarang, ternyata otak saya mulai mencoba untuk bermain. Dia mulai mengambil tempat untuk mempengaruhi kadar kerja dari si perasaan. Agar si perasaan tidak terlalu mempengaruhi saya dalam setiap keputusan yang akan saya ambil. Ya, tapi perubahan ini masih sangat kecil sekali, sehingga belum terlalu terlihat.

Dulu saya adalah seorang yang hanya memikirkan masalah yang ada di lingkungan pertemanan saya. Namun sekarang, saya mulai mencoba untuk lebih memperhatikan masalah-masalah yang ada dalam keluarga saya. Baik itu masalah kecil maupun besar.
Saya sangat jarang sekali mengobrol dengan ibu saya dengan isi obrolan yang cukup serius, biasanya hanya cerita-cerita ringan saja yang kami perbincangkan. Tapi sekarang, saya mulai membuka perbincangan yang cukup serius dengan beliau. Banyak hal yang tadinya tidak saya ketahui yang akhirnya terungkap pada pembicaraan tersebut. Dan kemudian, lagi-lagi saya diingatkan, bahwa hidup tidak seindah yang kita bayangkan. Ada pengorbanan-pengorbanan yang harus kita jalani untuk mendapatkan kebahagiaan kita. Yang artinya bisa saja kita mengorbankan satu kebahagiaan demi mendapatkan kebahagiaan yang lainnya.

Masih banyak perubahan-perubahan lain yang saya rasakan terjadi pada diri saya. Yang paling banyak berubah adalah cara pikir saya. Semua itu saya pelajari dari apa yang terjadi pada diri saya, keluarga saya, dan juga kisah teman-teman lain yang cukup menginspirasikan saya untuk berpikir lebih dalam lagi.

Mungkin saya dulu adalah orang yang menjalani apa saja yang ada di hadapan saya. Saya jarang menggunakan otak saya untuk berpikir lebih dalam tentang makna hidup yang sesungguhnya.
Tapi, saat ini, saya mau mencoba untuk berkomitmen, sampai pada saatnya tiba, saya akan terus mencari apa makna hidup bagi saya sesungguhnya. Karena hidup cuma sekali, dan saya harus benar-benar menikmatinya dan menjadikan hidup ini sebagai sebuah pelajaran yang menjadikan saya sebagai seorang yang semakin lama menjadi semakin baik lagi.

Ya, lagi-lagi kata-kata yang dipakai, Everything happens for a reason.
Tinggal kita mencari, ada pesan apa yang disampaikan dari setiap kejadian tersebut.

Ayo buat perubahan!
:)

Comments

Anonymous said…
Baguslah kalo lu dah bisa mikir gitu... tapi kok masi kentel deh jiwa kekanak2annya...
Ariana Hayyulia said…
hahahhaa, kan proses bang namanya jugaa..

Popular posts from this blog

Potret on Vacation

Good Friends, Gr ea t H oliday! Pada hari Sabtu, 02 Agustus 2008, POTRET mengadakan hunting sekaligus liburan ke Pameungpeuk-Garut. Jangan bayangkan anak POTRET disini dengan jumlah yang sangat banyak yaa. Hanya "Perwakilan" dari POTRET saja yang ikut disini, yaitu Mbahrul, Aphiet, Andi, Rizki, Gita, dan Nana. Wah, aku cewe sendiri disini. Sebenernya sih hunting ke Pameungpeuk ini bisa dibilang rencana dadakan sih. Awalnya aku ngerencanain hunting ke Malabar. Tapi, karena 1 dan lain hal, akhirnya diputuskanlah untuk hunting ke Pameungpeuk. Kami semua janjian kumpul di McD Simpang Dago jam 05.00 WIB . Waktu aku nyampe jam 05.15 WIB, disana udah ada Mbahrul, Gita, dan Aphiet. Rizki akhirnya dateng jam 05.30 WIB. Dan, karena semua udah kumpul, akhirnya kami pun berangkat menuju Garut. Sekitar jam 8 kurang-an kami sampai di Kabupaten Garut. Pemberhentian pertama kami adalah tempat wisata Candi Cangkuang. Kami berada disana sampai jam 09.00 WIB. Tempatnya lumayan sih, ga jelek-...

Pengakuan Yang Tidak Jelas

Beberapa waktu belakangan ini, saya dihadapkan dengan pikiran teman-teman terdekat, yang menurut saya cukup dalam, serius, dan berat. Pemikiran-pemikiran itu muncul disaat kami mengadakan suatu diskusi mengenai hidup. Kemudian, saya pun berpikir. Bertanya dalam hati. Mengapa ya saya tidak pernah kepikiran tentang semua yang mereka pikirkan? Ya, tidak sedikit pun! Kebanyakan dari mereka memikirkan sesuatu yang kontradiksi. Dan banyak juga yang memikirkan tentang betapa menyedihkannya diri dia maupun orang-orang didunia ini, sebenarnya. Mereka berpikir mengenai hal-hal suram yang ada di dunia ini. Sampai kemudian, seorang teman berkata. "Kamu itu orangnya positif, kamu senang melihat kebahagiaan orang-orang disekitar kamu" Oh, ya barangkali. Saya memang lebih senang dengan segala sesuatu yang lebih berwarna dibandingkan hanya hitam-putih. Sehingga mungkin memang saya lebih memilih untuk melihat kebahagiaan orang lain dibandingkan kesedihan mereka. Namun sayangnya, kalimat itu b...

Jangan Lari!

Masalah Semua orang pasti punya masalahnya masing-masing Tinggal bagaimana cara mereka menghadapi masalah itu Akankah mereka lari? Atau mereka bertahan, dan mencoba untuk memperbaikinya Seiring berjalannya waktu, semakin dewasa kita, maka semakin banyak pula masalah-masalah yang berdatangan. Masalah yang seharusnya kita hadapi agar kita bisa belajar menjadi seseorang yang lebih kuat lagi namun sering kali secara sadar maupun tidak, kita malah menghindarinya. Pernah ga kalian merasa seperti ini? Disaat kalian disakiti atau dikecewakan oleh orang lain, kemudian kalian merasa muak atau lelah, dan ingin pergi jauh dari orang tersebut, kemudian mencari orang baru yang menurut kalian akan lebih baik dari orang yang mengecewakan tersebut. Coba cermati kemudian renungkan kalimat ini : New people are only new for a day. After that they're just people. Who will excite you, disappoint you, scare you a little bit. And when that happens, It's good for avoiding things. But, the problem is yo...