Skip to main content
Bagaimana bisa manusia mengaku saling cinta jika yang mereka lakukan hanyalah menyakiti satu sama lain?

Aku terbangun dari tidurku, mendengar suara yang saling meninggi. Mulai lagi, pikirku. Drama sesi satu ini akan segera dimulai. Aku kembali memejamkan mataku, melebarkan daun telingaku, memangku wajah pada kedua tangan diatas lantai, menyimak pertengkaran itu. 

Tidak terlalu penting menurutku, mereka mempermasalahkan hal-hal kecil. Pada akhirnya semua tampak sangat besar, karena semua merasa yang paling benar. Mengapa bisa mereka saling menyakiti? Padahal mereka adalah orang yang sangat baik. Hati keduanya sangat lembut, pikiran keduanya sangat sehat, aku bukan orang yang baru beberapa hari bersama mereka, jadi aku tahu betul bagaimana sebenarnya watak mereka. Namun aku sama sekali belum mengerti, mengapa mereka bisa melakukan itu semua.

Bermula dari sebuah perubahan. Kehangatan yang ada memudar dengan kesibukan masing-masing. Komunikasi mereka tidak berjalan. Itu sebabnya mereka tidak pernah bisa saling mengerti. Bahkan mereka tidak tahu apa yang sedang dialami oleh satu sama lain. Salah paham pun menjadi akhir dari segalanya. Jika aku bisa berteriak, aku ingin berteriak. Sayangnya mereka tidak mengerti bahasaku. 

Salah satu dari mereka keluar menghampiriku. Membawa semangkok makanan yang sempat lupa mereka berikan padaku. Pertengkaran itu membuat seisi rumah ini gila, mereka lupa segalanya. Kemudian dengan mata berkaca-kaca dia memelukku. Ingin sekali aku membalas pelukan itu, namun aku hanya bisa diam, aku tahu itu cukup membuatnya tenang. Dia kembali masuk kedalam rumah. Sepi, tampaknya semua menolak untuk berbicara. 

Aku kembali dalam lamunanku, mencari cara agar mereka mengerti. Aku tahu mereka saling membutuhkan. Namun ego yang lebih mereka pelihara. Bagaimana? Bagaimana? Bagaimana? Aku tahu apa yang harus aku lakukan, tapi aku tidak mengerti cara menyampaikannya. 

Sebelum ada kesibukan itu, mereka terlihat sangat kompak. Saling membantu untuk membangun mimpi. Banyak mimpi yang telah mereka buat, yang sepertinya sudah mereka lupakan. Tidak perlu waktu yang lama hingga mereka merasa nyaman pada satu sama lain. Tidak juga perlu waktu yang lama untuk mereka memutuskan ingin memulai perjalanan ini. Sangat besar kebahagiaan waktu itu. Bahkan matahari pun tersenyum lembut menyinari cinta yang mereka rajut. Ketika hujan turun dengan sangat derasnya, mereka pun saling melindungi satu sama lain. Apakah mereka lupa? Lupa cara untuk menjaga perasaan satu sama lain. 

Aku tertidur dalam lamunanku sampai tiba-tiba pintu terbuka. Dia menangis dengan membawa semua barang-barangnya. Tidak, dia akan pergi! Bagaimana caranya aku membuatnya berhenti? Bagaimana? Tolong! Jika saja aku bisa berbicara dengan cara mereka. Dia mendekatiku, mengelus lembut tubuhku yang penuh bulu. Memeluk kemudian menciumku. Sangat terasa air yang keluar dari matanya, basah wajahnya, membasahi bulu emas ku. Aku ingin berkata padanya, tapi tidak bisa, dia tidak mengerti. Dia pun berdiri, beranjak pergi. Segera ingin kulepas ikatanku, dan mencegahnya pergi, namun tidak bisa. Hanya keributan yang bisa aku keluarkan, tapi dia tetap tidak mengerti.

Aku merasakan air membasahi tubuhku, seketika aku terbangun dan melihat dia tersenyum sambil mengelus kepalaku. Ternyata dia belum pergi, ternyata aku bermimpi. Riang aku goyangkan ekorku, hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menghiburnya. Berhasil, dia tersenyum dan segera menghapus air mata yang tadi membangunkan ku."Maafkan kami ya" lembut ucapan itu keluar. Aku terus menggoyangkan ekorku, menandakan bahwa aku akan selalu ada disampingnya. Dia hanya tersenyum dan pergi meninggalkanku.

Jika cinta hanya untuk saling menyakiti, untuk apa mereka memelihara cinta tersebut? Aku tidak mengerti manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Potret on Vacation

Good Friends, Gr ea t H oliday! Pada hari Sabtu, 02 Agustus 2008, POTRET mengadakan hunting sekaligus liburan ke Pameungpeuk-Garut. Jangan bayangkan anak POTRET disini dengan jumlah yang sangat banyak yaa. Hanya "Perwakilan" dari POTRET saja yang ikut disini, yaitu Mbahrul, Aphiet, Andi, Rizki, Gita, dan Nana. Wah, aku cewe sendiri disini. Sebenernya sih hunting ke Pameungpeuk ini bisa dibilang rencana dadakan sih. Awalnya aku ngerencanain hunting ke Malabar. Tapi, karena 1 dan lain hal, akhirnya diputuskanlah untuk hunting ke Pameungpeuk. Kami semua janjian kumpul di McD Simpang Dago jam 05.00 WIB . Waktu aku nyampe jam 05.15 WIB, disana udah ada Mbahrul, Gita, dan Aphiet. Rizki akhirnya dateng jam 05.30 WIB. Dan, karena semua udah kumpul, akhirnya kami pun berangkat menuju Garut. Sekitar jam 8 kurang-an kami sampai di Kabupaten Garut. Pemberhentian pertama kami adalah tempat wisata Candi Cangkuang. Kami berada disana sampai jam 09.00 WIB. Tempatnya lumayan sih, ga jelek-...

Pengakuan Yang Tidak Jelas

Beberapa waktu belakangan ini, saya dihadapkan dengan pikiran teman-teman terdekat, yang menurut saya cukup dalam, serius, dan berat. Pemikiran-pemikiran itu muncul disaat kami mengadakan suatu diskusi mengenai hidup. Kemudian, saya pun berpikir. Bertanya dalam hati. Mengapa ya saya tidak pernah kepikiran tentang semua yang mereka pikirkan? Ya, tidak sedikit pun! Kebanyakan dari mereka memikirkan sesuatu yang kontradiksi. Dan banyak juga yang memikirkan tentang betapa menyedihkannya diri dia maupun orang-orang didunia ini, sebenarnya. Mereka berpikir mengenai hal-hal suram yang ada di dunia ini. Sampai kemudian, seorang teman berkata. "Kamu itu orangnya positif, kamu senang melihat kebahagiaan orang-orang disekitar kamu" Oh, ya barangkali. Saya memang lebih senang dengan segala sesuatu yang lebih berwarna dibandingkan hanya hitam-putih. Sehingga mungkin memang saya lebih memilih untuk melihat kebahagiaan orang lain dibandingkan kesedihan mereka. Namun sayangnya, kalimat itu b...

Jangan Lari!

Masalah Semua orang pasti punya masalahnya masing-masing Tinggal bagaimana cara mereka menghadapi masalah itu Akankah mereka lari? Atau mereka bertahan, dan mencoba untuk memperbaikinya Seiring berjalannya waktu, semakin dewasa kita, maka semakin banyak pula masalah-masalah yang berdatangan. Masalah yang seharusnya kita hadapi agar kita bisa belajar menjadi seseorang yang lebih kuat lagi namun sering kali secara sadar maupun tidak, kita malah menghindarinya. Pernah ga kalian merasa seperti ini? Disaat kalian disakiti atau dikecewakan oleh orang lain, kemudian kalian merasa muak atau lelah, dan ingin pergi jauh dari orang tersebut, kemudian mencari orang baru yang menurut kalian akan lebih baik dari orang yang mengecewakan tersebut. Coba cermati kemudian renungkan kalimat ini : New people are only new for a day. After that they're just people. Who will excite you, disappoint you, scare you a little bit. And when that happens, It's good for avoiding things. But, the problem is yo...