It's funny how money can steal a dream. It's so sad actually
Mimpi kembali berteriak mengundang perhatian untuk dibahas dan diperbincangkan. Kali ini masih berhubungan dengan kegelisahan dan kegundahan dalam pikiran yang tak pernah habisnya berhenti berpikir. Tentu saja, jika tidak ada kegelisahan itu, maka tulisan ini pun tak akan tercipta. Ah, sudahlah, lama-lama prolog nya tidak begitu penting untuk dibahas terlalu lama.
Dengan perasaan yang campur aduk saya memperhatikan seorang sahabat yang tertunduk lesu, berbicara tentang mimpi yang mungkin akan segera ia kubur. Lagi-lagi, sepertinya memang permasalahan umum kalangan-kalangan muda seperti kami yang belum mapan dalam pekerjaan dan masih banyak memiliki mimpi-mimpi di dalam kepala ini, kegelisahan akan pengejaran mimpi.
Entah apa yang akan terjadi beberapa bulan kedepan, apakah saya masih terus pada pendirian saya, untuk terus menjalankan apa yang saya impikan, dan tidak terpengaruh dengan mereka yang mengubur mimpi-mimpinya. Entahlah, semoga saja tidak. Karena jika ya, tentu saya akan merasa sedih sekali, begitulah ketika saya melihat beberapa teman saya yang memutuskan untuk mengubur mimpi mereka untuk hal yang realistis, salah satu contoh nya adalah uang.
Uang memang tidak segalanya, namun kita memang butuh uang. Ada banyak mimpi yang tidak begitu menghasilkan uang, bisa namun tak seberapa. Biasanya mimpi seperti itu yang mereka kubur. Namun, mengapa harus dikubur? Itu pertanyaannya. Kenapa tidak terus mencoba memperjuangkan mimpi tersebut sambil juga melakukan hal-hal realistis lainnya. Misalkan, contohnya adalah mimpi untuk bermusik, ya teruslah bermusik, ketika musik anda belum bisa menghasilkan uang yang cukup untuk kebutuhan anda, carilah pekerjaan yang masih ada hubungannya dengan mimpi anda itu. Toh pada akhirnya nanti, mimpi untuk bergelut di bidang musik tidak hanya akan berakhir pada menjadi musisi saja bukan? Membuat studio musik, atau perusahaan rekaman pun bisa dijadikan sebagai mimpi yang menghasilkan.
Ah, entahlah, kepala ini terlalu penat untuk dapat menguraikan maksut-maksut pikiran yang ada didalamnya. Semua berseliweran, berpikir ini berpikir itu, mengapa begini mengapa begitu. Hanya es krim yang dapat membuatnya tenang, namun dikarenakan tak mungkin makan es krim malam-malam, maka sudahlah, kita sudahi saja tulisan ini.
Ya, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, semuanya bertentangan, kontradiksi, tak jelas, karena hidup ini hanya ilusi, so take it easy.
Comments
Akupun masih berusaha terus menikamti hidup sebahagia mungkin.