28 November 2008
Pada akhirnya angka nol dibelakang angka dua itu pun berubah menjadi satu.
Dua Puluh Satu.
Suatu angka yang membuat saya seolah dituntut untuk mulai merubah sifat saya.
Menjadi nana yang dewasa, nana yang tidak suka pundung, nana yang tidak suka memendam apapun yang dia rasakan, nana yang menerima apa saja yang terjadi pada dirinya.
Bukan mereka yang menuntut seperti itu, namun saya sendirilah yang menuntut agar hal-hal tersebut diatas dapat terjadi.
Tidak ada hal spesial yang terjadi pada hari itu. Semua berjalan biasa-biasa saja. Ya, bedanya hanya ada orang-orang yang mengucapkan selamat dengan memberikan senyuman terbaiknya.
Terimakasih.
Walaupun hanya segaris senyuman, itu sudah bisa mengobati perasaan sedih saya saat itu.
Ya, lagi-lagi saya mengalami sindrom duapuluhan. Dimana saya selalu merasa kesal, pada diri saya dan juga orang lain. Sindrom dimana semuanya salah, tidak ada yang benar. Saya benci sindrom itu..
Walaupun pada akhirnya, saya diingatkan untuk terus bersyukur kepada Allah, karena saya telah diberikan teman-teman yang memang sayang kepada saya (ehehe). Dan lubang-lubang serta goresan-goresan yang ada di hati saya pun segera ditambal dan diobati oleh mereka semua, dengan nyanyian selamat ulang tahun ditemani dengan kembang api dan senyuman riang dimana-mana.
Disinilah saya mendapatkan dimana sebuah hal kecil menjadi teramat berharganya bagi saya.
Perasaan saya terlalu dalam untuk mereka semua.
Yang berikutnya yang saya takutkan adalah, kehilangan mereka.
Satu permintaan saya kali ini : please don't go.. stay with me..
Dua Puluh Satu.
Suatu angka yang membuat saya seolah dituntut untuk mulai merubah sifat saya.
Menjadi nana yang dewasa, nana yang tidak suka pundung, nana yang tidak suka memendam apapun yang dia rasakan, nana yang menerima apa saja yang terjadi pada dirinya.
Bukan mereka yang menuntut seperti itu, namun saya sendirilah yang menuntut agar hal-hal tersebut diatas dapat terjadi.
Tidak ada hal spesial yang terjadi pada hari itu. Semua berjalan biasa-biasa saja. Ya, bedanya hanya ada orang-orang yang mengucapkan selamat dengan memberikan senyuman terbaiknya.
Terimakasih.
Walaupun hanya segaris senyuman, itu sudah bisa mengobati perasaan sedih saya saat itu.
Ya, lagi-lagi saya mengalami sindrom duapuluhan. Dimana saya selalu merasa kesal, pada diri saya dan juga orang lain. Sindrom dimana semuanya salah, tidak ada yang benar. Saya benci sindrom itu..
Walaupun pada akhirnya, saya diingatkan untuk terus bersyukur kepada Allah, karena saya telah diberikan teman-teman yang memang sayang kepada saya (ehehe). Dan lubang-lubang serta goresan-goresan yang ada di hati saya pun segera ditambal dan diobati oleh mereka semua, dengan nyanyian selamat ulang tahun ditemani dengan kembang api dan senyuman riang dimana-mana.
Disinilah saya mendapatkan dimana sebuah hal kecil menjadi teramat berharganya bagi saya.
Perasaan saya terlalu dalam untuk mereka semua.
Yang berikutnya yang saya takutkan adalah, kehilangan mereka.
Satu permintaan saya kali ini : please don't go.. stay with me..
Comments