Skip to main content

Pekerjaan Impian

Beberapa menit lalu tidak sengaja membaca sebuah tulisan dari temannya teman. Topik menarik dengan sebuah pertanyaan yang menyentil "What is your dream job?".

Jika pertanyaan tersebut dilontarkan kepada saya beberapa tahun silam, mungkin akan sulit untuk menjawabnya. Banyak sekali yang saya minati, dan banyak juga yang saya inginkan.

Saya ingin menjadi penulis, ingin juga menjadi fotografer, lalu juga ingin menjadi pemilik agen travel. Beberapa pekerjaan yang saya impikan secara serius salah satunya adalah keliling dunia menonton konser-konser musisi hebat dan mendokumentasikannya. Saya ingin menjadi fotografer panggung.

Tahun demi tahun berlalu, kisah demi kisah terlewati. Ada pengalaman baru yang membuat mimpi tersebut menjadi berkembang. Berkembang ke arah tidak terlalu ngoyo alias saya pasrahkan mimpi tersebut dengan pemikiran, yang penting saya mengerjakan sesuatu yang memang saya senangi.

Beruntung, di tahun 2013 awal, saya sempat bekerja paruh waktu sebagai reporter kuliner untuk sebuah website kuliner wilayah Bandung, Surabaya, dan Jakarta. Meski tidak memiliki penghasilan seperti teman-teman yang bekerja di kantoran, namun saya tetap bisa melanjutkan hidup. Saya tetap bisa jalan-jalan, meskipun hanya sebatas di pulau Jawa.

Selama nyaris dua tahun saya bekerja untuk perusahaan tersebut. Dengan beberapa pekerjaan tambahan lain tentunya. Tapi hati ini tetap senang meskipun tidak bohong, bosan pun sering datang.

Januari 2015, sangat disayangkan perusahaan tersebut memutuskan untuk tutup. Saya pun kembali mempertanyakan ke diri saya, pekerjaan seperti apa yang seharusnya saya ambil?

Sambil mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut, saya pun melaksanakan kewajiban untuk menyelesaikan pendidikan S2 di salah satu Universitas di Bandung. Begitu kuliah tersebut selesai, gelisah kembali menghantui. Bagaimana seharusnya saya menghabiskan sisa waktu dan menghidupi kehidupan ini? Sempat saya nekat mencoba beberapa pekerjaan yang tidak sepenuh hati saya inginkan.

Dalam hati yang paling dalam, saya mencoba percaya, ada sesuatu yang telah dipersiapkan untuk saya. Ada sesuatu yang akan diterima ketika saya meninggalkan yang lainnya. Sampai akhirnya tiba-tiba saya ditawari sebuah pekerjaan. Di bidang manajerial, dan seputar dunia musik.

Percaya atau tidak, beberapa tahun sebelumnya, pernah terbesit dalam pikiran saya untuk ikut bergabung dengan tim ini.

Membaca tulisan temannya teman tadi membuat saya merenungkan kembali apa yang saya impikan dan apa yang sudah saya miliki sekarang. Alhamdulillah, bisa dikatakan saya sekarang menghidupi kehidupan dengan salah satu pekerjaan yang saya impikan. Mungkin bukan mimpi yang benar-benar saya usahakan.

Di sini saya percaya, kekuatan pikiran bekerja. Dimana banyak orang yang bilang pikiran adalah juga sebuah doa yang kita panjatkan.

Terimakasih ya Allah, semoga memang ini jalannya. Bismillah..

Comments

Popular posts from this blog

Kamar Baru Ku

Hore! akhirnya kamar saya kembali tersusun sebagai mana mestinya. Ada sedikit perubahan (lagi) di kamar ini. Perubahan letak kasur, meja belajar, meja tv. Haha. Hmmm, jadi kira-kira ini kali ketiga saya merubah letak-letak semua barang. Semoga kerapian kamar ini berlangsung lama. Yeah!

Lucciano Pizzichini

Seorang teman saya memasukkan sebuah link yang berisi vidio seorang anak kecil yang jago bermain gitar di umur 8 tahun. Kemudian saat menunggu vidio tersebut bisa diputar tanpa terhambat sedikitpun, saya pun melihat-lihat vidio lainnya. Kemudian saya pun meng-klik sebuah vidio dengan anak sangat lucu didalamnya . Namanya Lucciano Pizzichini , saat itu dia berumur tujuh tahun dan kalian lihat saja lah vidionya. Ahh, sangat menggemaskan sekali anak ini. Yang membuat saya tertarik adalah anak ini bisa sangat ceria di bawah panggung, dan bisa sangat tenang di atas panggung. Saya yakin dia akan menjadi musisi besar suatu hari nanti, dan saya ingin bertemu dengan dia. haha. Dan lihat! Nuansa anak-anaknya sangat tergambar pada dua gitarnya yang ditempeli sticker spongebob!

......

Mendadak tidak mau mempercayai orang lain. Bagaimana bisa percaya? Bahkan mereka tidak menghargai apa yang telah saya buat? Hanya bisa mencaci maki saja..