Mimpi itu kembali menghantui tidur lelapku. Cukup buruk, bahkan sangat buruk untuk kembali kuingat. Dia bangkit dari kematiannya, oh pernahkah kalian bermimpi yang lebih buruk dari kebangkitan seseorang dari kematiannya? Baru kali ini, sahut pikiran menjawab pertanyaanku sendiri. Aku bahkan tidak mengerti mengapa mimpi buruk itu datang menghampiri tidurku lagi. Sudah lama aku tidak memikirkan kenangan itu, sudah lama kubuang jauh ditempat yang tidak bisa digapai oleh bahkan orang tertinggi didunia sekalipun. Namun hanya karena sebuah bunga tidur yang baunya sudah tidak menyenangkan lagi, kenangan lama itu kembali mengisi ruang kosong dipikiranku.
Jangan berharap aku akan menceritakan kembali tentang apa kenangan itu, karena bahkan yang kuingat hanyalah itu adalah kenangan buruk yang mampu membuatku menjadi lebih kuat. Bahkan inti ceritanya saja sudah aku lupakan. Untuk apa kuingat? Toh aku sudah berhasil mengambil kesimpulan dari segala kisah yang pernah terukir didalam hidup yang sangat aku sayangi ini.
Yang ingin kusampaikan adalah aku tahu bahwa dia tahu kalau kau masih memerhatikannya, hanya saja kau terlalu pengecut untuk mengakui kebenarannya. Berlindung dibalik tameng yang tampak kuat diluarnya, padahal begitu rapuh kau dibalik tameng itu. Beberapa pertolongan yang dulu kau tolak, dimana mereka? Tak bisa dan tak akan lagi kau temukan. Karena bagi mereka, lebih baik menolong orang yang memang bisa menghargai orang lain dan tidak hanya mau terkukung dalam pikiran buruknya sendiri. Dan kau akan marah, oh ya, itu bukti bahwa kau memang pengecut yang naif yang hanya akan merangkai kata untuk melakukan pembenaran atas kejahatan yang telah engkau lakukan. Terbaca sekali visimu, membuat orang terlena dengan kepolosan dan pengalaman hidupmu yang pahit. Sayang, aku, dia, juga mereka, sudah tak sebodoh dahulu, bahkan untuk bermimpi bisa menyentuh kami, jangan pernah sekali-sekali kau coba, karena kau hanya akan terbakar dalam api kemaluanmu.
Dariku untuk kau mimpi burukku.
Comments