Skip to main content

Pesan Yang Tertinggal

Masih terngiang jelas di kepalaku, bagaimana caramu memaki. Kau keluarkan semua amarahmu di tengah keramaian itu. Aku yang pada saat itu tak yakin betul apa salahku, hanya bisa terdiam memperhatikanmu.

Namun diam bukanlah pilihanku selanjutnya. Ku dekati kau secara perlahan, ku tanya apa yang terjadi. Terus ku memastikan dimana letak kesalahanku. Kau pun tetap terdiam dan tak menjelaskan apapun padaku. Perlahan aku mulai mengetahui apa yang membuatmu begitu marah. Bukan karena aku mengakui itu memang salahku, tapi memang karena aku sudah mulai bisa meraba jalan emosimu. 

Aku pun pergi meninggalkan rumahmu. Ku tutup pintu itu rapat-rapat, tak berharap aku akan kembali ke tempatmu. Kecewa dan kepedihan yang kubawa. Aku tak bermaksud untuk terus mendendam, tapi sungguh kejadian itu tak kan pernah dapat ku lupakan. 

Aku berjalan menuju persinggahan yang lain, bersiap untuk membuka cerita yang baru. Namun sebelum itu kusempatkan untuk meninggalkan pesan di kotak suaramu, "saudaraku, maaf ternyata aku tak cukup kstaria untuk bertahan di dekatmu. Aku tak cukup mampu untuk menerima kekurangan dan kekhilafan mu. Pesan terakhirku untukmu, jagalah semua saudara yang masih kau miliki. Jangan terulang lagi kisah seperti yang kita alami. Karena tak begitu seharusnya yang terjadi dalam sebuah persaudaraan". Ku tutup telepon genggamku, kemudian ku teruskan perjalananku. Senyum kupaksakan untuk mekar, mencoba membersihkan hatiku dari semua kebencian.

Comments

Gita P Djausal said…
Resapi dan lepaskan.

kamu lebih baik dari itu.

Popular posts from this blog

Kamar Baru Ku

Hore! akhirnya kamar saya kembali tersusun sebagai mana mestinya. Ada sedikit perubahan (lagi) di kamar ini. Perubahan letak kasur, meja belajar, meja tv. Haha. Hmmm, jadi kira-kira ini kali ketiga saya merubah letak-letak semua barang. Semoga kerapian kamar ini berlangsung lama. Yeah!

Lucciano Pizzichini

Seorang teman saya memasukkan sebuah link yang berisi vidio seorang anak kecil yang jago bermain gitar di umur 8 tahun. Kemudian saat menunggu vidio tersebut bisa diputar tanpa terhambat sedikitpun, saya pun melihat-lihat vidio lainnya. Kemudian saya pun meng-klik sebuah vidio dengan anak sangat lucu didalamnya . Namanya Lucciano Pizzichini , saat itu dia berumur tujuh tahun dan kalian lihat saja lah vidionya. Ahh, sangat menggemaskan sekali anak ini. Yang membuat saya tertarik adalah anak ini bisa sangat ceria di bawah panggung, dan bisa sangat tenang di atas panggung. Saya yakin dia akan menjadi musisi besar suatu hari nanti, dan saya ingin bertemu dengan dia. haha. Dan lihat! Nuansa anak-anaknya sangat tergambar pada dua gitarnya yang ditempeli sticker spongebob!

......

Mendadak tidak mau mempercayai orang lain. Bagaimana bisa percaya? Bahkan mereka tidak menghargai apa yang telah saya buat? Hanya bisa mencaci maki saja..